Perlunya Deteksi Dini Usia Produktif Siswa SMATIM

Deteksi dini usia produktif adalah kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas Kapuas Timur pada Kamis (29/09/2022), dengan tujuan penjaringan siswa sekolah Posyandu Remaja dan Kebugaran anak sekolah khsususnya di SMAN 1 Kapuas Timur atau Smatim, yang sebelumnya sudah dilakukan koordinasi dan melaksanakan pembagian tugas untuk anak-anak. Jadi perlu diketahui juga kalau Smatim ini memilki kader kesehatan remaja sehingga yang melakukan pemeriksaan terhadap teman sebayanya. Adapun tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini secara umum yakni untuk melihat tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar lengan normal ataupun ukuran yang tidak normal bisa termasuk ke dalam obesitas atau penyakit menular dan penyakit tidak menular lainnya seperti darah tinggi dan diabetes.

Deteksi dini remaja SMA yang berhubungan dengan perkembangan atau pertumbuhan remaja di mana usia produktif yaitu 15 sampai 59 tahun. Jadi kenapa kita ambil di sekolah SMA karena di SMA itu terpenuhi dari segi usianya. Selain itu usia yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak yang pertama dari makanan dan gizinya. Jadi gizi itu tidak hanya dari semasa hidup di dunia tapi semenjak kita masih dalam kandungan, gizi sangat mempengaruhi untuk pertumbuhan. Kemudian faktor yang lain adalah genetik keturunan dan lingkungan. Deteksi dini terhadap perkembangan diri atau usia remaja penting karena sekarang penyakit tidak menular itu menyebabkan tiga besar kematian terbanyak di dunia. Penyakit tidak menular contohnya jantung, darah tinggi dan diabetes itu penyumbang kematian terbanyak di Indonesia atau di dunia saat ini. Kondisi itu tidak muncul di saat kita tua tapi dari sekarang sudah ada tanda-tandanya. Makanya deteksi dini digencarkan oleh pemerintah.

Dr. Eka juga menegaskan bahwa dengan adanya kegiatan ini, deteksi dini sebelum usia remaja, anak usia PAUD, SD atau sampai SMP, pemeriksaan seperti ini dinamakan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Sehingga pemeriksaan untuk anak yang memang seusianya  kalo masih kecil tidak kita periksa tekanan darahnya melainkan tinggi badan dan berat badannya saja, tapi kalau remaja kita ukur lingkar perutnya. untuk melihat lemak di perut, kita lihat lingkar lengannya dengan tujuan melihat lemak di lengan seperti itu. Jadi jenis pemeriksaan ada yang berbeda seandainya nanti ditemukan data yang tidak normal pada anak seusianya itu. Dan di mana jika ditemukan tanda, biasanya ada anak-anak yang pendengarannya kurang nanti akan kami koordinasikan lagi untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Harapannya karena siswa SMAN 1 Kapuas Timur sudah banyak yang dilatih semoga ilmunya itu bisa bermanfaat, bisa dipergunakan di sekolah dan di rumah. Kemudian untuk orang tua juga bisa dipergunakan metode tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *